Minggu, 05 April 2009

gaharu

Gaharu ( Aguilaria sp )
1.Definisi
Suku gaharu-gaharuan atau Thymelaeaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Malvales, klad eurosids II.
Thymelaeaceae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Thymelaeaceae Genera
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain). manfaat kayu gaharu telah membuahkan keuntungan yang cukup besar. Nilai ekonomis gaharu sebenarnya terletak pada gubal gaharu yang muncul setelah pohon gaharu terinfeksi dan mati. Gubal gaharu yang mengandung damar wangi (Aromatic resin) yang mempunyai aroma khas.


2.Tempat tumbuh
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya pohon penghasil gaharu antara lain adalah : Persyaratan Tumbuh. Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng-lereng bukit, sampai ketinggian 750 meter diatas permukaan laut. Jenis Aquilaria tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu berkisar antara 22-28 drajat celcius dengan curah hujan berkisar antara 2000 s/d 4000 mm/tahun. Lahan tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah (1) lahan tergenang secara permanen, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (kedalaman kura dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, dan (5) lahan yang ber-pH kurang dari 4,0. Pembibitan.
3.Ciri-ciri gaharu
Gaharu dihasilkan daripada pokok Aquilaria spp. yang tergolong dalam famili Thymelaeceae. Pokok yang telah matang akan membesar sehingga 4O meter tinggj dan diameter sehingga 60 cm dengan batang berbentuk sederhana lurus. GAHARU merupakan gumpalan berbentuk padat berwarna coklat kehitaman sampai hitam, berbau harum jika dibakar. GAHARU terdapat pada bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil GAHARU yang telah mengalami proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Dari hasil analisis kimia di laboratorium, gaharu memiliki enam komponen utama yaitu furanoid sesquiterpene diantaranya berupa a-agarofuran, b-agarofuran dan agarospirol.
Berikut ciri-ciri penghasil gaharu.
• Aquilaria beccariana.
Nama daerah: Gaharu, merkaras, puti, gumbil minyak.
Status kelangkaan: Rawan. Pohon jenis ini banyak dicari dan ditebang karena resin gaharu yang dihasilkan harganya sangat mahal. Populasi alami sangat menurun drastis. Ekspor kayu gaharu dibatasi oleh kuota. Deskripsi: Pohon besar, tinggi 40 m, diameter 60 cm. Batang berkulit tipis, kelabu putih, berserat panjang yang sangat kuat sehingga sering dimanfaatkan untuk tali. Daun bundar telur-elips melebar, tipis. Perbungaan pada ketiak daun. Bunga berupa tabung memanjang sekitar 1 cm. Buah berupa gelendong, gepeng, dan menyempit di kedua ujungnya, berkulit tipis, dan mengandung 2 biji.
Sebaran: Kalimantan, Sumatera
Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl.
Pembudidayaan: Sudah dibudidayakan, tetapi dalam skala kecil.
• Aquilaria cumingiana
Nama daerah: Gaharu (Ind)
Status kelangkaan: Rawan
Deskripsi: Pohon setinggi 15-20 m, berdiameter 40 cm. Batang berkulit kelabu, berserat panjang. sehingga dapat dipakai untuk tali. Daun berseling, elips, panjang 4-10 cm, lebar 2,5-4 cm, basal menyempit, ujung lancip, urat daun lateral berjumlah 12 pasang, tampak jelas pada permukaan bawah daun. Perbungaan pada batang, memayung, jumlahnya sangat banyak. Bunga berupa tabung, warna hijau, panjang sekitar 5 mm, dan berbulu rapat. Buah bulat telur, warna hijau berubah kuning pada waktu matang, berukuran sekitar 1,5-2 cm. Biji 2 buah.
Sebaran: Indonesia bagian timur, Sulawesi
Tempat tumbuh: Hutan tropika basah
Pembudidayaan: Belum dibudidayakan


• Aquilaria filaria.
Nama daerah: Age (Sorong), bokuin (Morotai), lason (Seram)
Status kelangkaan: Genting
Deskripsi: Pohon setinggi 20 m dan berdiameter 50 cm. Batang berkulit kelabu, tipis, dan berserat panjang, kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk tali. Daun berseling, licin, jorong atau elips hingga lanset, panjang 10-20 cm, lebar 3-6 cm, ujung luncip. Perbungaan pada ketiak daun, jumlah 3-7 bunga, memayung. Bunga berupa corong dengan 5 cuping tumpul, warna hijau kekuningan atau putih, 5-6 mm, bakal buah berbulu halus rapat. Buah bundar telur berlekuk 4, warna kekuningan, licin, panjang 1,5-2 cm. Biji 2 buah.
Sebaran: Indonesia bagian timur, Maluku, dan Papua.
Tempat tumbuh: Hutan tropika basah
Pembudidayaan: Sudah dibudidayakan
• Aquilaria hirta
Nama daerah: Karas
Status kelangkaan : Rawan
Deskripsi: Pohon setinggi 15 m dan berdiameter 17 cm. Batang tegak, kelabu, berkulit tipis dengan serat panjang dan kuat, ranting berbulu halus rapat. Daun berseling, bundar telur melebar, mirip daun A. beccariana, bagian bawah daun berurat jelas, berbulu tebal rapat, ujung luncip, berukuran panjang 15-16 cm, lebar 8-10 cm. Perbungaan di ketiak daun dekat ujung ranting, memayung. Bunga mekar tidak beraturan, mahkota berupa tabung 1 cm, berbulu rapat, warna gading. Buah gepeng, berupa gelendong, berbulu rapat halus putih, kulit buah tipis, berukuran panjang 2 cm.

Sebaran: Semenajung Malaysia, Sumatera
Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah
Pembudidayaan: Belum dilakukan.
• E. Aquilaria malaccensis
Nama daerah: Kayu karas, gaharu (Indonesia), calabac, karas, kekaras, mengkaras (Dayak), galoop (Melayu), halim (Lampung), alim (Batak), kareh (Minang).
Status kelangkaan: Rawan
Deskripsi: Pohon setinggi 40 m dan berdiameter 60 cm. Daun berseling, elips oblong hingga lanset oblong, ukuran 7,5-12 cm x 2-5 cm. Urat daun bagian bawah berbulu halus jelas. Perbungaan muncul di ketiak daun berbentuk malai dan memayung. Bunga berkelopak tabung, ukuran 5-6 mm, cuping 5, membundar. Buah bulat telur dengan bagian basal lebih lonjong, ukuran 2-3 cm, daging buah tebal, jumlah biji 1-2 buah.
Tempat tumbuh: Hutan primer tropika dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl,
Sebaran: India, Indocina, Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Sarawak, dan Filipina
Pembudidayaan: Penanaman di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Juga di Riau (Pekanbaru), Jambi (Sorolangun Bangko), Sumatera Selatan (Palembang), Jawa Barat (Bogor), dan Banten.
• Aquilaria microcarpa
Nama daerah: Gaharu, karas (Ind), mengkaras (Malaysia), hepang (Bangka), engkaras (Dayak)
Status kelangkaan: Rawan
Deskripsi: Pohon setinggi 40 m, berdiameter 80 cm. Batang berkulit kelabu, berserat panjang sehingga dapat dipakai untuk tali. Daun berseling, elips, panjang 4-10 cm, lebar 1,5-5 cm, basal menyempit, ujung lancip hingga meluncip, urat daun lateral berjumlah 12-19 pasang, nampak jelas pada permukaan bawah daun. Perbungaan di ketiak atas daun, memayung, jumlah 6-11 bunga. Bunga berupa tabung, warna putih kekuningan, panjang sekitar 5 mm, berbulu rapat. Buah bulat lonjong, hijau licin berukuran sekitar 1-1,5 cm. Biji 2 buah.
Sebaran: Sumatera (Bangka, Belitung, Bengkulu, Jambi, Palembang, Riau), Kalimantan, dan Malaysia.
Tempat tumbuh: Hutan tropis basah dataran rendah hingga ketinggian 200 m.
Pembudidayaan: Dibudidayakan di Jambi, Palembang, dan Riau.
• Gyrinops versteegii
Nama daerah: Ketimunan (Lombok), ruhuwama (Sumba), seke (Flores)
Status kelangkaan: Rawan
Deskripsi: Pohon tinggi hingga 25 m, diameter 40 cm. Daun elips memanjang, urat daun lateral sejajar, berukuran 10-20 cm, lebar 2-3 cm, hijau licin. Perbungaan terminal mendukung 6-8 bunga. Bunga berupa tabung, berukuran sekitar 3,5 mm, warna putih kotor kehijauan, benangsari berjumlah 5. Buah bulat telur berukuran 1 cm, biji satu buah.
Sebaran: Lombok, Sumbawa, Sumba, Maluku, dan Papua.
Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah di Indonesia bagian timur



4.Daerah sebaran gaharu
.Beberapa spesies tanaman penghasil gaharu tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti Aquilaria malaccenciss dan A. beccariana (Sumatera, Kalimantan), A. Microcarpa dan A. Hirta (Sumatera), A. Andate (Papua), A. cumingiana (Kalimantan, Maluku), A Filarial dan A. Secundana (Maluku), Ghrinops verstegii (Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Sulawesi Utara, dan Papua Barat), G. Mollucana (Pulau Buru dan Halmahera), G.Decipiens (Sulawesi Tengah), G. Salicifolia (Utakwa dan Nabire), G. Podocarpus (Ramoi, Sorong Monep, Idenburg), Enklela malaccensis (Sumatera), Gonystylus bancanus (Sumatera,Kalimantan), G. Macrophyllus (Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua), Aetoxylon sympelatum (Kalimantan Barat), Wikstroemia androsaemofolia (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua), W. Polyntha (Kalimantan) wikstroemia tenuiramis (Sumatera, Kalimantan), dan Excoccaria agalocba (Kalimantan, jawa)
5.Pemanfaatan gaharu
Pemanfaatan GAHARU di Indonesia oleh Masyarakat Pedalaman Sumatera dan Kalimantan, telah berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Secara tradisional GAHARU dimanfaatkan antara lain dalam bentuk dupa untuk upacara ritual dan keagamaan, pengharum tubuh dan ruangan, bahan kosmetik dan obat-obatan sederhana. Saat ini pemanfaatan GAHARU telah berkembang sangat luas antara lain untuk parfum, aroma terapi, sabun, body lotion, bahan obat-obatan yang memiliki khasiat sebagai anti asmatik, anti mikrobia, dan stimulan kerja syaraf dan pencernaan.

5 komentar:

  1. APA AJA MANFAAT KAYU GAHARU,,,,

    BalasHapus
  2. untuk keperluan agama, gaharu juga dipakai sebagai bahan pembuat parfum, sabun sari aroma gaharu, pengobatan, dan sampo .Kayu gaharu juga cocok digunakan untuk pembuatan pensil

    BalasHapus
  3. didaerah saya ada sejenis pohon yang menghasilkan getah berbau harum dan jika dibakar akan menyala. Getahnya keras berwarna kehitaman. Getah tersebut ada yang tertimbun tanah sebagian karena pohonnya sudah mati, namun saya tidak tahu apakah itu gaharu atau bukan. Mohon penjelasannya..

    BalasHapus
  4. ciri-ciri gaharu asli beraroma harum, ada sejenis kayu yang mempunyai getah mirip dengan gaharu, namun aromanya berbeda dengan gaharu, aromanya mirip kemenyan, bebtuk getah nya licin seperti kaca, ada pula yang berwarna hitam, ada pula yang berwarna coklat, dan juga mengandung damar yang sangat bnyak, untuk mencari getah gaharu perlu belajar dulu ciri-ciri gaharu asli, sebab banyak sekali macam kayu yang mirip dengan gaharu, baik daunnya maupun pohonnya, hanya saja gaharu memiliki kandungan damar wangi yang kuat, dan melekat di tangan apabila di pegang, aroma gaharu yang bagus kuat sebagai mana kuat nya aroma nilam, hanya saja aroma gaharu berbeda dengan aroma nilam, menurut salah seorang petani kopi yang sudah mengenal pohon gaharu, dan sipat-sipat pohon gaharu, apabila di hutan yang masih subur tanaman nya, dangan tanda-tanda buah-buahan masih dapat berbuah lebat secara alami, biasanya di hutan tersebut masih terdapat pohon penghasil gaharu, ada beberapa penyabab yang sering terjadi yang dapat membuat gaharu manghasilkan getah nya, dari pengalaman mereka yang pernah melihat biasanya pada pohon penghasil gaharu ada sejenis semut tertentu yang bersarang pada pohon penghasil gaharu tersebut, akibat pohon tersebut di hinggapi semut yang bersarang pada pohon tersebut, sehingga membuat lobang, maka pohon tersebut terimfeksi sehingga menghasilkan getah nya, seorang petani yang biasa mencari kopi luwak di perkebunan kopi pernah menemukan kayu yang mirip sekali ciri-cirinya dengan gaharu asli, namun ternyata getah yang di temukan nya tersebut bukanlah getah gahru, orang tua mengatakan namanya damar kaca, karna getah tersebut aromanya seperti kemenyan, sedangkan gubal gaharu aromanya harum sebagaimana aroma pardum, memang sebenarnya gaharu di gunakan untuk bahan pembuat parfum, yang mempunyai aroma wangi yang kuat, dan mampu mengalahkan aroma'AROMA YANG LAIN

    BalasHapus